Trotoar Lapangan gasibu, Bandung. Kuas kecil terampil mencatat semua objek depan mata pada selembar kertas putih polos. Garis lengkung dan lurus ditorehkan dengan tinta china. Pensil coute mencoba merekam gundukan pohon yang menebar di setiap penjuru. Maka jadilah sketsa Gedung Sate. Gagah. Tapi angkuh.
Tiba-tiba saja dari sketsa ke luar suara. Sayup-sayup tapi jelas. "Kamu lagi belajar melatih refleks dan kepekaan?"Katanya. "Setiap saat saya selalu berbaur dengan masyarakat Jawa Barat. Setiap saya membuat keputusan penting, saya selalu menggambar. Membuat sketsa kehidupan masyarakat. Sketsa perlu dibuat untuk keseimbangan dan kepekaan kita terhadap sesama."
Pelan kutelisik sketsa Gedung Sate. Baru sadar, gambar tusuk satenya hilang. Gantinya telunjuk sedang menunjuk langit. Ingat, Dia Yang Maha Kuasa sedang mencatat segala apa yang kamu lakukan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar